Jumat, 28 Agustus 2015

MANFAAT SEKAM BAKAR

Sekam bakar mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik. Kandungan silikat yang tinggi dapat menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit akibat adanya pengerasan jaringan. Sekam bakar juga digunakan untuk menambah kadar Kalium dalam tanah.


pH sekam bakar antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan gulma yang merugikan.

Sekam bakar memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sifat ini menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam karena mendukung perbaikan struktur tanah karena aerasi dan drainase menjadi lebih baik.

Karena kandungan dan sifat ini, sekam bakar sering digunakan sebagai media tanam tanaman hias maupun campuran pembuatan kompos.

CARA MEMBUAT SEKAM BAKAR

Ada berbagai cara membuat arang sekam padi. Berikut ini akan diuraikan cara sederhana dan efektif untuk membuat arang sekam sendiri. Terdapat dua tahapan, yaitu tahap penyiapan alat pembakaran dan tahap proses pembakaran sekam padi.

Membuat Alat Pembakaran

Untuk membuat alat pembakaran ini saya membuatnya dari bahan plat seng yang dibulatkan membentuk silinder menyerupai cerobong asap sepanjang 1 meter dengan diamater 17 cm , saya mendapatkan ukuran seperti itu karena saya membeli bahan plat seng dari toko material dengan ukuran panjang 100 cm x lebar 55 cm x tebal 0,2 mm seharga Rp.20.000,- . Kalau ada yang lebih tebal akan lebih bagus karena pipa pembakaran ini harus tahan panas.
Kemudian lubangi ke semua bagian sisi dari pipa tersebut yang berfungsi sebagai ventilasi udara supaya nanti api didalam pipa tersebut tidak padam dan berfungsi sebagai lubang untuk lidah api supaya api dari dalam pipa tersebut bisa membakar tumpukan sekam dari bagian dalam tepat di tengah – tengah gundukan/tumpukan sekam padi tadi. Proses membuat lubang – lubang tersebut harus dilakukan sebelum dibentuk menjadi pipa silinder. Saya membuat lubang – lubang tersebut dengan jarak 3 cm x 3 cm dengan paku “10 atau sekitar diameter 5 mm.
Bagian yang tajam dari lubang tersebut harus mengarah keluar mirip seperti parutan kelapa. Hal ini dimaksudkan supaya lidah api menjulur keluar, karena kalau bagian yang tajamnya mengarah kedalam lidah api tidak akan menjulur keluar. Pipa ini akan berfungsi sebagai cerobong asap sekaligus ruang pembakaran.
Rekatkan kedua ujung plat seng ini dengan cara dikeling kemudian di beri pengunci menyerupai steples sehingga bentuk pipa ini dapat stabil dan dapat berdiri tegak lurus membentuk silinder. Bentuk keling dan pengencang bisa di lihat pada gambar dibawah ini.

Proses Pembakaran Arang Sekam 


Pilih lokasi pembakaran yang jauh dari perumahan atau jalan, karena proses pembakaran sekam padi akan menimbulkan asap yang tebal. Sebaiknya alas tempat pembakaran terbuat dari lantai keras yang tahan panas, atau alasi bagian bawah dengan plat seng sebelum melakukan pembakaran. Hal ini untuk memudahkan pengambilan arang sekam. Tapi waktu saya melakukan percobaan tersebut langsung diatas tanah.
Buat gundukan/tumpukan sekam mengelilingi pipa pembakaran tadi dimana pipa tersebut tepat berdiri tegak dan berada di tengah – tengah gundukan sekam.
Masukkan koran bekas atau kardus bekas kedalam pipa pembakaran tadi , beri sedikit oli bekas untuk memudahkan proses pembakaran kemudian nyalakan api.
(olinya jangan kebanyakan…! kalau kebanyakan nanti malah susah nyala apinya dan akan banyak keluar asap)
Setelah 20-30 menit atau saat puncak timbunan sekam padi terlihat menghitam, naikkan sekam yang masih berwarna coklat di bawah ke arah puncak.

Lakukan terus sampai semua sekam padi menghitam sempurna. Setelah semua sekam berubah menjadi hitam, siram dengan air hingga merata. Penyiraman dilakukan untuk menghentikan proses pembakaran. Apabila proses pembakaran tidak dihentikan maka arang sekam akan berubah menjadi abu.
Setelah disiram dan suhunya menurun, bongkar gunungan arang sekam dan keringkan. Kemudian masukkan ke dalam karung dan simpan di tempat kering.



Kamis, 27 Agustus 2015

CARA PEMBUATAN STARTER MICORIZA

Langkah membuat starter/isolat Micoriza:

1.Ambil akar tanaman(boleh apa saja) yg sudah terkontaminasi Micoriza. Biasanya banyak terdapat di lahan yg gersang/tandus/miskin unsur hara, yang paling baik sewaktu musim kemarau panjang. Gali
sedalam 30-40 cm, lebih dalam lebih bagus. Ciri2 akar yg
terkontaminasi Micoriza akar diselimuti hypa jamur dan akarnya panjang.Jika sudah dapat sebaiknya biang Micoriza tsb dimasukan dalam wadah/tempat yg terhindar dari sinar matahari langsung.
Cara memperbanyak/membiakan Micoriza:
1. pasir/tanah/arang
sekam dipanaskan selama 1 – 2 jam,maksudnya biar steril dan miskin unsur hara.
2. Masukkan kedalam pot/polibag/bak plastik sampai ¾ volumenya.
3. Siapkan benih (apa
saja, boleh jagung/cabe/tomat dll) yg sekiranya akarnya panjang, bagusnya yg sudah berkecambah atau tumbuh 2-3 daun.
4. Biarkan benih tumbuh sampai berumur 2 minggu dengan melakukan penyiraman secara teratur.
5. Tambahkan pupuk organik sedikit.
6. Masukkan starter/isolat mikoriza yang berupa akar yang bermikoriza/spora MVA di sekitar perakaran sebanyak 0,5 – 1 gram.
7. Pelihara slama 2 bulan, sambil di siram dan boleh diberi pupuk cair yg berkadar P rendah.
8. Masuk bulan ke 3 hentikan penyiraman selama 1 bulan.
9. Simpan semua biakan/pot/polybag di tempat yg terkena sinar matahari penuh.
10. Potong tumbuhan inangnya, sisakan batangnya saja kurang
lebih 1/3 nya. 2-3 minggu kemudian Micoriza dan siap di panen.
11. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar tanaman inang dan mengambil bagian akarnya. Akar lalu dipotong kecil-kecil (± 0,5 cm) dan dicampur dengan media tanamnya.
12. Masukan dalam kantong plastik. Jika tidak langsung diaplikasikan simpan di tempat yg teduh,lebih bagus di lemari es.
Cara aplikasi ke lahan:
Caranya yaitu dengan membuat lubang tanam sedalam 5-10cm, kemudian mengambil tanahnya dan mencampurnya dengan mikoriza.
Untuk lahan yg cukup luas bisa langsung di campurkan dengan lahan sewaktu pengolahan tanah(seminggu sebelum tanam).
Dosis yang disarankan minimal 15 – 20 gram/bibit atau untuk 1 m2.
Aplikasi sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari (pukul 16.00 – 18.00 WIB).

CARA LAIN :
 SIAPKAN BAHAN-BAHAN
1.Tepung beras 1 kg
2.katul halus 1 kg
3.agar agar powder (bahan pembuat agar-agar) 2 bungkus
4.isolat mikoriza jenis ektomikoriza 200 gram
5.vitamin B Komplek 100 butir
6.Larutan indole acetic acid 25% 10 ml ( kalau tidak ada bs diganti dg asam asetat 25% 10 ml)
7.air masak

CARA MEMBUATNYA
Langkah pertama, campurkan 1 kg tepung beras dengan  1 kg katul halus. Aduk sampai merata, lalu panaskan dg cara dikukus selama 0,5-1 jam. Tujuannya untuk menyeterilkan dari patogen. Setelah itu dinginkan.
Langkah  kedua, campur bahan poin no 3-6. Lalu tambahkan air 250 ml dan aduk hingga rata. Setelah itu, campur kembali dengan bahan (no 1 dan 2) hingga merata.
Ukur kadar air kira kira 40%, bila kurang 40% bisa ditambah air lagi sampai didapat kadar air kira kira-kira 40%.
Masukkan adonan ke dalam nampan nampan kue yang telah disediakan dengan ketebalan maksimal 5 cm, lalu tutup rapat.
Inkubasikan adonan tsb selama 15 hari. Pembiakan mikoriza berhasil ditandai dengan munculnya mantel hifa yg menyelimuti permukaan adonan. Dan bila tercium, ada aroma khas dari adonan.
Dosis aplikasi 5 kg/ha atau tergantung kesuburan tanah. Mikoriza ini bisa dicampur dengan pupuk kimia. Tapi ingat, mikoriza ini tidak boleh dicampur dengan pestisida.


MIKORIZA

Mikoriza adalah jenis cendawan/jamur yang bersimbiosis pada korteks akar tanaman. Mikoriza berfungsi membantu penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman. Penelitian menunjukkan adanya mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur P sebesar 25%. Selain itu mikoriza berfungsi untuk menghasilkan hormon dan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberelin. Fungsi lain mikoriza adalah menghasilkan zat antibiotik yang melindungi tanaman dari pathogen akar. Mikoriza juga bisa merangsang aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan dan memperbaiki struktur dan agregasi tanah. Selain itu mikoriza berfungsi untuk membangun tanaman agar lebih tahan terhadap kekeringan dengan menginfeksi akar dan memperpanjang hyfa dalam mencari air dalam tanah.

Rabu, 26 Agustus 2015

MANFAAT EM 4 UNTUK PERTANIAN

  • Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
  • Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
  • Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (bokashi).
  • Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
  • Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

MENGENAL EM 4

Produk EM4 Pertanian merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas dalam medium cair. EM4 Pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organik dan tanah atau pada batang tanaman, EM4 Pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organik lainnya.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganik sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Selain mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.

Minggu, 23 Agustus 2015

PANEN TANAMAN JAHE

  1. Ciri & Umur Panen Jahe: Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan utk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang & sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe utk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yg sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning & batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan & akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
  2. Cara Panen : Cara panen yg baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah & kotoran lainnya yg menempel pada rimpang dibersihkan & bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab & penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
  3. Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang & menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
  4. Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar utk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan utk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
9. PASCAPANEN
  1. Penyortiran Basah & Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan utk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, & gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan dalam wadah plastik utk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yg terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yg terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran & banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yg belubang-lubang agar sisa air cucian yg tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
  2. Perajangan : Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel & alasi bahan yg akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya & taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
  3. Pengeringan : Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 – 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yg lembab & dari bahan-bahan disekitarnya yg bisa mengkontaminasi..Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50 ° C – 60 ° C. Rimpang yg akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven & pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yg dihasilkan
  4. Penyortiran Kering. : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yg telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
  5. Pengemasan : Setelah bersih, rimpang yg kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yg bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yg jelas pada wadah tersebut, yg menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih & metode penyimpanannya.
  6. Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab & suhu tidak melebihi 30 ° C & gudang harus memiliki ventilasi baik & lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yg menurunkan kualitas bahan yg bersangkutan, memiliki penerangan yg cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih & terbebas dari hama gudang